JAKARTA (Detikperjuangan.com) - Nilai tukar kurs dollar ke rupiah hari ini kembali tertekan. Di hadapan dollar Amerika Serikat tersebut, rupiah melemah.
Kurs rupiah spot melemah 0,09% ke Rp 14.896 per dolar AS pada Jumat (2/9)mlaku.
Pergerakan rupiah di pasar spot sejalan dengan kurs rupiah Jisdor. Kurs rupiah Jisdor melemah 0,11% menjadi Rp 14.900 per dolar AS.
Pada hari ini, Senin 5 September 2022, situs resmi Bank Rakyat Indonesia (BRI) menampilkan beberapa kurs dollar ke rupiah baik di TT counter dan e-rate.
Berikut detail kurs dollar rupiah yang dikutip dari situs resmi BRI (Diperbarui pada pukul 10.45 WIB per 5 September 2022), yang melansir Kontan.co.id.
Kurs dollar rupiah e-rate:
- Kurs beli Rp 14.910 per dollar AS
- Kurs jual Rp 14.930 per dollar AS
Kurs dollar rupiah TT counter:
- Kurs beli Rp 14.835 per dollar AS
- Kurs jual Rp 15.035 per dollar AS
Sekedar informasi, terdapat perbedaan tingkat dollar rupiah yang terjadi pada kurs TT counter dan kurs e-rate.
Kurs dollar rupiah TT counter hanya berlaku ketika nasabah melakukan setoran atau transfer melalui counter bank untuk rekening dalam dollar.
Selanjutnya kurs dollar rupiah e-rate merupakan kurs yang berlaku jika nasabah melakukan transaksi penukaran melalui internet banking.
Sedangkan untuk kurs dollar rupiah bank notes tidak diterbitkan pada laman resmi Bank Rakyat Indonesia.
Dalam informasi seperti ini, tingkat kurs dollar rupiah hanya berlaku pada sudut padang bank saja. Kurs beli dipakai ketika bank membeli dollar dari nasabah. Sedangkan kurs jual dipakai ketika bank menjual dollar ke nasabah.
Di sisi lain, Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin menjelaskan pergerakan rupiah akan menanti reaksi pasar atas rilis data ketenagakerjaan AS.
Dia bilang kalau data ketenagakerjaan AS membaik maka potensi pelemahan rupiah berlanjut dengan menuju Rp 14.920 per dolar AS dan Rp 14.935 per dolar AS. Adapun Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan tingkat pengangguran di negeri paman Sam ini naik hingga 3,7%.
Namun sebaliknya, kata Nanang, aksi profit taking pada dolar AS sangat terbuka akibat ada penguatan indeks dolar pada beberapa akhir lalu. Kalau begitu, rupiah berpotensi menguat ke level Rp 14.870 per dolar As dan Rp 14.850 per dolar AS.
"Dari dalam negeri, bila kenaikan harga BBM terlaksana maka aksi profit taking terhadap rupiah makin gencar dan pelemahan bisa bergerak dalam rentang harga Rp 14.920 dolar AS sampai Rp 14.950 dolar AS," papar Nanang kepada Kontan.co.id.
Seperti yang diketahui, pemerintah telah menaikkan harga BBM bersubsidi Solar dan Pertalite pada Sabtu (3/9). Harga BBM non subsidi Pertamax juga dinaikkan.
Sementara itu, Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Puteri menilai tekanan eksternal terhadap rupiah masih cukup kuat pada Senin, (5/9) besok.
Dia menjelaskan kebijakan The Fed yang tetap hawkish masih menopang daya tarik asset dolar AS. Adapun The Fed menyatakan masih akan menaikkan suku bunga acuannya dalam FOMC mendatang sebagai respons inflasi tinggi.
"Rupiah akan berada di kisaran Rp 14.850 per dolar AS hingga 14.935 per dolar AS pada Senin," tutur Reny.( PAS/dpc).
Sumber : Kontan.co.id
Posting Komentar