Oleh: Agung Marsudi
Founder Duri Institute
INI bukan sembarang teh telor, ini teh telor "Kamek", Sukri Datasan Alpauhi (SDA), seperti isi berita, rasanya bercerita. Karena seduhannya penuh dengan nostalgia. Kamek, dalam bahasa Minang berarti lezat, padahal menurut si empunya, Kamek singkatan dari Kamang Magek, nama sebuah nagari di kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Ya, ingat nostalgia puluhan tahun yang lalu, ketika sang pemilik, masih aktif menulis berita. Ia pewarta senior, dari sebuah media Jawa Pos Group. Siapa yang tak kenal dengan Riau Pos.
Terletak di jalan kayangan, warung kecil miliknya tak terasa sudah berjalan dua tahun. Ini bukan soal suka duka. Ini soal catatan perjalanan. Nikmatnya segelas teh telor rasa berita. Enaknya kemana-mana.
Saya mendapat info kalau SDA buka warung teh telor, dari Ismet Patra Suara, sang "palamak carito" ketika nongkrong di Ajo, beberapa dekade terakhir.
Tak banyak yang bisa dikuak. Yang jelas teh telornya benar-benar enak, legit, harga pas, stamina tancap gas.
Menikmati teh telor malam hari, sembari belajar jurnalisme bertutur ala Sukri Datasan Alpauhi, ada energi. Ada nostalgia yang tak bisa dibeli dengan kata-kata. Meski sehari-hari ia berkelindan dengan kata. Baginya kerja adalah caranya berdoa. Menulis berita adalah permainan kata-kata, yang telah lama ia tinggalkan, masih tersisa potongan-potongan kenangan.
Di samping Ampera Padi Rimbun, depan La Water Kayangan, setelah kampus Mitra Gama, nikmatnya teh telor SDA, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ia prosa lama dari Sebanga, Desa Harapan hingga Kayangan. Metamorfosa teh telor, bukan robusta. Seperangkat kafe kecil, Usaha Menjalani Keuntungan Menyudahi (UMKM).
Rambut peraknya, kacamatanya, membuatku rindu, dialektika para pewarta di Piaman Laweh, dulu sekali. Nama Susi, Keni, Elly, Faisal, Rinadi, nama-nama itu masih terngiang. Ngobrol tentang riuh dunia media tak ada habisnya. Empat jam ngobrol tak terasa.
Teh telor sehabis hujan, "Taragak samo dikaluahkan", membayar kerinduan. Meski dia bilang, "biasa-biasa saja". Mau yang ori, yang tapai, atau pinang mudo. Teh telornya benar-benar istimewa.
*Duri, 28 Desember 2025*



Posting Komentar