Loading...

Jembatan Dibongkar Tanpa Koordinasi,Puluhan Warga Datangi PT Panahatan

 



Tegar ( Detikerjuangan.com) Puluhan warga yang berasal dari Desa Petani,Desa Buluh Manis Kecamatan Bathin Solapan  dan Kelurahan Pematang Pudu Mandau Rabu (21/9/22) sekitar pukul 11.00 WIB mendatangai kantor PT Panahatan di Jalan Cucut Desa Buluh Manis Kecamatan Bathin Solapan Kabupaten Bengkalis.
Kehadiran puluhan warga tersebut bermaksud mempertanyakan kepada pihak PT Panahatan yang telah membongkar jembatan yang dibangun beberapa tahun sebelumnya oleh warga pemilik kebun disana dengan swadaya masyarakat.
Namun pada Selasa (20/9/22) jembatan akses utama menuju ratusan hektar  kebun warga putus akibat ulah sepihak dari pihak perusahaan.




Kesepakatan puluhan warga menuju kantor PT Panahatan tersebut  setelah melakukan musyawarah di lokasi jembatan yang sudah dibongkar.


Menurut Along Sakai salah seorang  warga Kilometer 10 Desa Buluh Manis bahwa tindakan pihak perusahaan dengan cara membongkar jembatan merupakan tindakan tidak terpuji.Karena membongkar tanpa ada koordinasi dengan masyarakat pengguna jembatan tersebut.

"Kami meminta  jembatan segera dibangun kembali dan bahkan  lahan masyarakat dapat dikembalikan.Kalau memang pihak PT Panahatan memiliki dokumen atas kepemilikan lahan tersebut silahkan ditunjukkan,", Tegas Along Sakai.



" Kami masyarakat  bersatu dengan Sakai menuntut kepada pihak perusahaan untuk diperbaiki kembali jembatan yang sudah dirusak.Karena atas sepengetahuan kami jembatan ini sengaja dirusak jadi mohon segera PT Panahatan membangun kembali.Apalagi biaya membangun jembatan tersebut sudah menghabiskan dana sekitar Rp 40 juta,", kata Wesli P saat di lokasi jembatan.





Sentara itu Ketua RW 06 Desa Buluh Manis Sabar Ginting mengatakan  begitu  miris melihat tindakan pihak perusahaan yang diduga memakai cara cara tidak bersahabat.
" Padahal selain akses utama para warga menuju kebun sawitnya,jembatan dengan dua gorong gorong besar juga berfungsi sebagai waduk dan persediaan  air saat terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Kita akan pertanyakan apa dasarnya untuk membuka dan juga apa dasarnya petani sawit dilarang manen di lahan sendiri.,", Ketus Ketua RW Sabar Ginting.

Untuk mempertanyakan hal tersebut rombongan warga dengan menggunakan beberapa mobil dan kendaraan roda dua  langsung menuju kantor PT Panahatan.
Namun sesampainya di depan kantor terjadi adu mulut antara pihak warga dengan Polin Sitorus selaku pihak perusahaan.
Walau suasana sempat memanas namun pihak perusahaan mempersilahkan perwakilan warga untuk memasuki kantor .




Saat warga yang diwakili Panjaitan mempertanyakan terkait soal jembatan yang dibongkar dengan tegas Polin mengatakan bahwa pembongkaran  jembatan itu dilakukan untuk mengatasi banjir.

" Saya bongkar jembatan tersebut guna mengatasi banjir.Apalagi yang buat  kanal tersebut adalah kami.Jadi jika warga keberatan atas hal tersebut silahkan kita jumpa di Pengadilan,", kata Polin dengan tegas.

Ternyata pernyataan pihak perusahaan yang sedikit angkuh tersebut memicu emosi warga kembali yang diduga tidak memiliki hati nurani.
Dan kembali suasana memanas dan  terjadi adu mulut .
Untung saja situasi dapat terkendali sehingga adu phisik tidak terjadi.
Mendapat jawaban tersebut para warga pun kembali meninggalkan kantor PT Panahatan dengan kesal.

" Kita tidak akan berhenti disini ,kita akan upayakan cara lain bagaimana agar pihak perusahaan membangun kembali  jembatan tersebut.Tindakan semena mena dari pihak PT Panahatan akan dijawab dengan tindakan tegas,karena mereka tidak peduli dengan warga sekitar.Harus dilawan dengan jumlah massa yang begitu besar,", kata Sabar Ginting.

Merasa tidak puas dengan sikap pihak perusahaan beberapa perwakilan warga  menemui Kades Buluh Manis Legimun untuk menyampaikan keluhan keluhan terkait yang dialami oleh warga.

Pantauan di lapangan untuk sementara warga membuat jembatan darurat dengan dua batang kayu besar dan satu lembar papan panjang .Sehingga bisa dilewati warga dengan menggunakan sepeda motor.( Red/dpc) 




Post a Comment

Lebih baru Lebih lama