DURI ( Detikperjuangan.com) – Rabu sore di SPBU Sudirman, Mandau, antrian mengular hingga ke badan jalan. Suara klakson bersahutan, sementara kendaraan bermesin diesel terus masuk-keluar seperti tak ada habisnya.
Di tengah kemacetan itu, Afrizal, warga Mandau, hanya bisa menggelengkan kepala.
“Kalau solar datang, pasti begini. Yang bikin heran, cuma solar yang bisa bikin macet,” ujarnya kesal.
Fenomena ini bukan hal baru. Dibalik antrian itu, terselip dugaan praktik penyelewengan BBM bersubsidi. Di sejumlah SPBU Mandau, Bathin Solapan, dan Pinggir, mobil-mobil modifikasi dengan tangki besar rutin membeli bio solar dalam jumlah tidak wajar dan bahkan berulang kali
Sumber internal menyebutkan, solar subsidi tersebut ditimbun dan kemudian dijual kembali kepada perusahaan yang beroperasi di bawah PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Harga yang awalnya subsidi untuk masyarakat kecil berubah menjadi harga industri yang jauh lebih tinggi.
Tak butuh waktu lama, Unit Lantas Polres Bengkalis turun ke lokasi untuk mengurai kemacetan. Namun akar masalahnya bukan sekadar lalulintas yang tersendat—melainkan dugaan rantai bisnis gelap yang melibatkan pelansir, oknum mafia BBM, hingga pihak berkepentingan lainnya.
Aparat Penegak Hukum disebut telah memantau aktivitas ini. Namun bagi warga, selama antrian solar masih dikuasai pelansir, keresahan akan tetap berulang.(***)



Posting Komentar